Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Header Ads

Hikmah Ramadhan RC # 17

 Menjaga Amal



Banyak beramal shalih itu penting . Karena amal shalih merupakan bekal  terbaik menuju kehidupan akhirat kita. Kita masuk surga bukan karena banyaknya ilmu kita, akan tetapi kita masuk surga sebab amalan shalih kita. Allah SWT berfirman: "udkhulul jannata bimaa kuntum ta'maluun - masuklah kalian ke dalam surga disebabkan oleh amalan-amalan kalian.” (QS. An-Nahl: 32)


Namun beramal sebanyak-banyaknya saja tidak cukup. Setelah berlelah-lelah beramal shalih, tugas kita selanjutnya adalah menjaganya. Menjaga agar tetap berisi pahala. Kenapa harus dijaga? Karena amal shalih yang telah kita lakukan bisa berkurang bahkan hilang pahalanya.  Pahala amal bisa hangus karena sebab-sebab tertentu. 


Ada beberapa penyebab raibnya pahala amal,  diantaranya adalah :


Pertama, Ujub

Ulama menyebutkan : al'ujubu muhbatu lil 'a'maal - ujub itu bisa membatalkan amal "

Ketika seorang hamba shalat tahajud, lalu dia merasa bangga dengan shalatnya, Allah batalkan amalnya. Ketika seseorang telah berhasil menghafal Al-Qur’an, lalu ia bangga dengan hafalan, Allah batalkan amalnya. Itu karena sesungguhnya dia beramal bukan untuk menggapai ridha Allah, tetapi beramal untuk berbangga-bangga dihadapan manusia.

Ketika seseorang telah melakukan berbagai macam amalan shalih tetapi kemudian amalan shalih itu malah menimbulkan kesombongan dan kebanggaan pada dirinya, maka ujub yang seperti  itu termasuk syirik kecil. Rasulullah SAW menyebutkan tiga perkara yang bisa membinasakan. Diantaranya adalah I'jaabu al-mari binafsihi - seseorang merasa ujub/bangga dengan dirinya . 


Menurut sebagian ulama tertib amal shaleh itu ada 4 : pertama ilmu, kedua amal, ketiga ikhlas dan keempat khauf. Jadi setelah melakukan amal, kita perlu khawatir. Khawatir jangan-jangan amal kita tidak diterima. Tidak diterima karena kurang memenuhi syarat, rukun dan keutamaan, tidak diterima karena iklhasnya terganggu atau tidak diterima karena   kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya.


Yang mebatalkan pahal amal yang kedua adalah Tidak takut kepada Allah dikala sendiri


Inilah kelompok yang lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah SWT. Dia lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah, dia lebih takut diawasi manusia daripada diawasi oleh Allah. 


Sehingga pengawasan Allah bagi dia sesuatu yang hina dimatanya. Saat ia diawasi oleh gurunya, saat ia diawasi oleh manusia, saat ia diawasi oleh istrinya, ia bertakwa kepada Allah. Tapi ketika tidak ada yang mengawasi dirinya, dia tidak takut kepada Allah SWT. 


Dia shalih dihadapan orang, tetapi bermaksiat dikala tersembunyi. Keshalihan yang dia lakukan bukan karena Allah, tetapi karena mengharap kedudukan dari manusia.


Kemudian perkara yang ketiga,

Diantara perkara yang bisa menghabiskan dan membatalkan amal kita adalah kedzaliman kita kepada orang lain. Kata Rasulullah, bahwa orang yang bangkrut pada hari kiamat adalah orang yang datang membawa pahala shalat, membawa pahala puasa, membawa pahala zakat, membawa pahala besar yang lainnya, tetapi dia pernah mengghibah orang lain, dia pernah menyakiti hati orang lain, dia pernah menempelang orang lain, bahkan dia pernah mengucurkan darah seseorang. Maka diambillah dosa-dosa orang yang didzalimi itu, lalu ditimpakan kepada dirinya, lalu iapun dilemparkan kedalam api neraka jahanam.


Kemudian perkara yang keempat,

Diantara perkara yang bisa membatalkan amal, seseorang mengharapkan kehidupan dunia dari amalnya. Orang semacam ini beramal bukan untuk investasi akhiratnya, tetapi  dia beramal untuk meraih balasan dunia. Balasan dunia ini bisa berupa harta, pangkat, kehormatan, kemasyhuran dan raihan-raihan dunia lainnya. Allah Ta’ala berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan memberikan apa yang dia inginkan dari amalnya tersebut tanpa dikurangi -kata Allah- mereka nanti pada hari kiamat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka. Batal amalan mereka, sia-sia usaha mereka.” (QS. Hud[11]: 15-16)

Posting Komentar

0 Komentar