Menjaga Lisan di Bulan Ramadhan
Sesungguhnya Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia nikmat yang sangat banyak dan besar, di antara nikmat Allah yang terbesar setelah nikmat iman dan Islam, ialah nikmat berbicara dengan lisan, nikmat kemampuan menjelaskan isi hati dan kehendak. Meski lisan merupakan nikmat yang besar, namun kita perlu mengetahui, bahwasanya lisan yang berfungsi untuk berbicara ini seperti senjata bermata dua ; yaitu dapat digunakan untuk taat kepada Allah, dan juga dapat berbuat maksiat kepada-Nya.
Jika seorang hamba mempergunakan lisannya untuk membaca Al-Qur`ân, berdzikir, berdoa kepada Allah, untuk amar ma’ruf, nahi munkar, atau untuk lainnya yang berupa ketaatan kepada Allah, ini merupakan bukti syukur kepada Allah terhadap nikmat lisan dan dia akan mendapat pahala yang berlimpah karenanya. Sebaliknya, jika seseorang mempergunakan lisannya untuk berdoa kepada selain Allah, berdusta, bersaksi palsu, melakukan ghibah, namimah, memecah belah umat Islam, merusak kehormatan seorang muslim, maka ini merupakan kekufuran kepada Allah terhadap nikmat lisan.
Dengan demikian, lidah manusia itu bisa menjadi faktor yang bisa mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah, namun juga bisa menyebabkan kecelakaan yang besar bagi pemiliknya. Rasulullah SAW bersabda ;
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yg termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dg satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dg sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam. [HR. Bukhari].
Tingkatkan Penjagaan Lisan Di Bulan Ramadhan
Di dalam bulan Ramadhan kita harus lebih meningkatkan upaya menjaga lisan, karena dampak yang ditimbulkan dapat menghapus pahala ibah puasa, kadang-kadang menghapus sebagian, kadang-kadang menghapus secara keseluruhan, bahkan menjaga lisan itu merupakan salah satu dari hikmah tujuan kita berpuasa, Rasulullah SAW bersabda ;
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ؛ إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. [HR. Ibnu Majah].
Laghwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Rofats adalah kiasan untuk hubungan badan dan semua perkataan keji.
0 Komentar